Rabu, 17 Juni 2020

Lahirnya Pewarta Rasa




Dia yang dulunya tak terbiasa memakai kaus kaki, sekarang menjadi sosok yang kalang kabut saat kaus kakinya hilang






Hai sahabat pewarta? sudah lama rasaanya kita saling berbagi cerita. Namun, aku belum juga memperkenalkan diri sebagai bentuk cinta atas si penulis dan pembaca, agar lebih terasa dan sampai apa-apa yang menjadi bahan perbincangan di blog amatiran Pewarta Rasa ini. 

Aku ialah wanita yang kini berusia kepala dua lebih satu bulan, Aku layaknya seorang manusia yang suka mengarang tulisan terlebih dengan sastra. Seno Gumira Atmaja dan W.S Rendra merupapakan sosok yang aku kagumi tulisannya. Fiersa Besari menjadi sosok unggul tulisan yang kerap aku baca saat ini. Awalnya aku hanyalah Wanita biasa, yang tak terlalu berfikir perihal hukum islam ataupun apa. Aku pernah menjalani apa-apa yang pernah dilakukan kaum awam no religius lainnya, bermain berkumpul membaur dengan semua orang baik pria sekalipun, beribadah hanya sekedarnya sahaja. Membaca alqur'an pun ialah hal langka. Namun rasanya lebih baik sekarang. aku terjebak berada di titik antar orang-orang baik. Bersyukur sekali rasanya.

Bukan membuat pernyataan perihal aku bukan lagi sosok orang awam, apalagi menjustifikasi sebagai sosok yang religius dan taat. Namun, pekara pembelajaran itu selalu ada. Aku sedang belajar menjadi sosok yang baik, jauh dari kata lalai terlebih nakal. Ya belajar saja, siapa tahu bisa. 

Baiklah, akan aku jelaskan. Mungkin ditiap lembaran tulisan yang akan aku bagikan di beranda ini akan berupa tulisan Prosa, sesekali puisi dan kadang juga akan berbagi cerita. Harapannya, semoga untu para pembaca pewarta ras membaca dengan penuh kebahagiaan, tanpa terpaksa. Baiklah! Aku akhiri, terima kasih

1 komentar:

Pengap!

Bukan hanya karena tak berjendela, Ketika hadir suara nyaring tak berisi pun  Bisa mendapati rasa yang sama Jika sesak  sebab tak berjendela...